Senin, 13 Oktober 2008

Sebuah Puisi, untuk Sang Putri

Jenuh aku menunggu hari
Seakan pandangan tak bertepi
Tatkala aku hanyut sendiri
Hening senyap terasa sepi

Kucoba untuk terus berdiri
Agar aku tetap disini
Walau tubuh terasa mati
Seakan tak memijak bumi

Detak detik aku meniti
Memaksa aku untuk berlari
Ku tahu aku takkan abadi
Esok pasti ku kan terganti

Lelah letih aku mencari
Sesuatu yang tak pasti
Seakan aku tak miliki
Seperti hanya sekedar mimpi

Bagai surya sinar mentari
Yang menghangatkan embun di pagi
Kan menjelma dan menjadi
Seseorang yang ku cintai

Bila suatu saat nanti
Telah dapat ku pahami
Walaupun semua telah terjadi
Apakah makna takdirku ini

Mengapa harus aku alami
Kutahu raga akan tersakiti
Seakan musnahkan diri sendiri
Namun tetap kan kujalani

Jika kelak suatu hari
Dan aku masih terus menanti
Apakah ia kan peduli?
Akankah ia kan kembali?

Bukannya aku tak mengerti
Akan sikapnya yang penuh arti
Ketika ia memilih pergi
Akankah ku kan melihatnya lagi?

Ku ingin engkau mengetahui
Rasa ini sepenuh hati
Hingga engkau bisa sadari
Cintaku hanya, untuk sang Putri

Tidak ada komentar: